06 September 2016

Kolaborasi, (salah satu) Kunci Keberhasilan Startup

Pernah bingung bagaimana memulai bisnis? Sebenarnya banyak pendapat bijak yang mengatakan, berjalanlah dari langkah pertama dan memulailah dari apa yang anda miliki. Namun ini tentu bahasa klise, karena nyatanya banyak orang justru gagal dari langkah pertama dan merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk sekadar memulai bisnisnya.

Kenapa? Ya, karena sejatinya memang tidak ada orang yang diciptakan sempurna. Pribadi yang memiliki kemampuan macam-macam sebagai syarat memulai bisnis. Punya ide dahsyat, namun tidak bisa menerjemahkan dalam bahasa program. Demikian juga sebaliknya, mampu membangun program, namun tidak memiliki ide bisnis, sehingga cukup puas sebagai tukang.

Makanya sejak dari awal, pola pikir sebenarnya harus diubah, Bahwa ide memang bisa datang dari siapa saja, namun ketika mewujudkan ide dalam bentuk sebuah bisnis startup, kolaborasi menjadi kata saktinya. Karena orang tidak tidak memiliki kemampuan yang dalam untuk banyak bidang, makanya tuntutan bisnis startup adalah keberanian untuk mau berkolaborasi, berkomunikasi, kreatif, serta berpikir kritis. Dengan banyak orang.

Seperti yang disampaikan Aria Rajasa, CEO, Tees Indonesia), dalam Ignition 1000 Startup Digital di Surabaya Sabtu (3/7) lalu, kegagalan banyak statup karena enggan menjalin kerjasama untuk membangun bisnis bersama dalam sebuah kolaborasi. Dia mencontohkan dirinya sendiri, Tees Indonesia lahir justru karena semangat  kolaboratif. Kata dia, semula mendirikan startup t-shit custome dengan nama gantibaju[dot]com

Di Luar perkiraan, bisnisnya kemudian berkembang justru ketika berhasil merajut kerjasama dengan banyak talenta dalam platform barunya, Tees Indonesia.  Hal yang tidak mungkin dilakukan ketika masih di gantibaju[dot]com.

Kata kunci kolaborasi juga sangat penting dalam membangun startup karena dengan berkolaborasi akan terciptanya produk yang inovatif. Jadi untuk membangun startup dibutuhkan tim yang dapat menutupi kekurangan keahlian dari pendiri startup lainnya.

Menurut teori, memang idealnya startup harus terdiri dari tiga tipe founders yaitu Hustler, Hacker dan Hipster. Ada pihak yang punya visi bisnis, ada orang yang berkealian program, dan satu pihak yang punya kemampuan tata rupa. Memulai dengan memiliki tim ideal serta saling berkolaborasi antara internal maupun eksternal, dapat memudahkan kita membangun produk.

Jadi, singkirkan ego, mulailah bekerjasama sejak dari awal. Bekerjalah bersama-sama untuk mewujudkan satu bangunan startup. Karena ide sebesar apapun, akan gagal diwujudkan jika tidak dikerjakan bersama sama.

18 September 2013

Menjadi Suami dan Jalan Berlubang

Menjadi seorang suami bagi saya adalah sebuah pilihan, bukan yang sulit. Ini hanya soal tahu sama dengannya dari pilihan tersebut. Dengan menjadi suami maka anda akan memiliki (dimiliki) istri, bisa jadi dalam beberapa bulan atau tahun ada anak sebagai bentuk kepercayaan Tuhan pada manusia. Bila memilih untuk tidak menjadi suami maka sama dengannya juga sudah kita tentukan sendiri bukan? apapun itu.

Salah satu sama dengan yang saya dapatkan adalah menerima tanggung jawab sebagi suami. Mencari nafkah untuk istri dan anak saya kelak, melindungi dalam situasi tertentu dan menentukan arah kehidupan keluarga. Bukan fenomena baru karena hal ini telah berlangsung ribuan atau mungkin jutaan tahun. Inilah yang saya jalani hingga hari ini.

Dalam hal melindungi, saya berkesempatan untuk melakukannya kepada dua orang tercinta, istri saya dan anak saya yang masih didalam rahim emaknya. Sedari bangun tidur hingga mau tidur, terkadang didalam tidur atau tertidur juga. Termasuk ketika berada dijalan, antara rumah dan kantor istri atau sebaliknya. Statistik menunjukkan lebih banyak orang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas daripada di medan perang apalagi cuma flu burung. Sebagai suami saya bertanggung jawab melindungi istri dan anak saya dari angka angka statistik tersebut.

22 August 2013

Tujuh tahun yang lalu segala kemungkinan nampak berhamburan di depan mata. Tanpa pengorbana dan perhitungan beberapa sari pilihan tersebut coba untuk dikunyah.

Antara Freelancer, Bangun Pagi dan Mood

Sebenarnya hal ini telah menjadi perhatian, atau lebih tepatnya keprihatinan freelancer di seluruh dunia. Ditunjukkan dengan berlimpahnya artikel yang mengulas tentang pola hidup dan pola kerja seorang freelancer dengan bangun pagi secara keterkaitan, tata cara, tips dan trik hingga kerugian dan keutungannya. Mau yang berbahasa asing ataupun yang berbahasa Indonesia. Saya bisa mengatakan demikian karena saya pernah melakukan pencarian dengan kuantitas dan kualitas yang menurut saya cukup.

Kesimpulan yang dihasilkan dari semua tulisan selalu sama. Bukan mengenai bagaimana tapi mengenai siapa. Bila ini mengenai anda, ya andalah yang bisa memberikan perbedaan dan bila ini menenai saya, hanya saya yang mampu menentukan apakah pada suatu hari saya akan bangun pagi atau siang. Kenyataan yang membuat pesimis setiap pemikiran mengenai strategi yang akan dilakukan supaya bisa bangun pagi.

Lalu apa poin pentingnya?